Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia- Kemerdekaan merupakan dambaan setiap orang, bahkan bagi setiap bangsa-bangsa di dunia. Tidak ada setiap bangsa atau masyarakat di muka buma bumi yang menginginkan kehidupannya secara terus menurusberada di bawah naungan bangsa asing. Masing-masing bangsa di dunia yang beraa di bawah kekuasan bangsa asing akan terus berjuang untuk mengusir kaum imperalis dari daerah kekuasaanya.
perlawan-perlawanan tidak tidak pernah berhenti dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam upaya mengusir kaum penjajah. Namun, pada kenyataanya bangsa Indonesia belum sanggup mengusir penjajah karena persenjataan yang masih sangat minim. Walaupun demikian, bangsa Indonesia tetap berusaha dan berjuang menentang kekuasaan bangsa-bangsa imperalis di bumi Indonesia. bangsa Indonesia bertekad menjadi bangsa yang merdeka menentukan nasib dan perjalanan bangsa di tangannya sendiri. Tekad itu memerlukan perjuangan dan pengerbonan yang amat besar. Berikut ini akan diuraikan perjuangan perjuangan merebut kemerdekaan.
1 Kekosongan kekuasaan.
Jepang terjun sebagai negara imperialis mengikuti jejak bangsa-bangsa Barat. Keberhasilan pasukan Jepang menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai menyebabkan ruang gerak pasukan Jepang bertambah leluasa. Gerakan pasukan Jepang mengkhawatirkan kedudukan bangsa-bangsa Eropa di kawasan Asia tenggara dan Pasifik.
Dalam upaya menghadapi gerakan Jepang, negara-negara Barat membentuk suatu pasukan gabungan yang dikenaldengan sebutan Front ABCD (Amerika Serikat, British/Inggris, China, Dutch/Belanda). Namun, Jepang terus berupaya untuk mengahancurkan wilayah pertahanan dari Front ABCD. Namun, pada pertempuran yang terjadi di laut karang tanggal 7 mei 1945 pasukan Jepang mengalami kekalahan yang luar biasa dari pasukan gabungan Front ABCD tersebut.
Sejak kekalahan dalam pertempuran di laut karang itu, posisi pasukan Jepang di Asia Pasifik juga semakin terdesak. Dalam setiap pertempuran menghadapi pasukan gabungan itu, pasukan Jepang mengalami kekalahan. Pasukan Amerika Serikat melakukan serangan ke pusat-pusat industri milik Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki. Pada tanggal 6 Agustus 1945 giliran Kota Hiroshima dijatuhi nom atom oleh Amerika Serikat dan tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki.
Hancurnya kedua kota andalan Jepang itu membuat Jepang tidak berdaya lagi dan kemudian menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Menyerahnya pasukan Jepang kepada sekutu mengakibatkan terjadinya kekosongan wilayah di wilayah Indonesia, karena pasukan Sekutu yang ditugaskan untuk menerima kekuasaan di wilayah Indonesia, wilayah Indonesia dari tangan Jepang di wilayah Indonesia sudah tidak menjalankan perannya lagi sebagai penguasa wilayah Indonesia, sejak tanggal 14 Agustus 1945 Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Keadaan Ini merupakan peluang yang sangat baik bagi bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaanya. para pemuda yang telah mendengar berita tentang kekalahan pasukan jepang dari pasukan Sekutu merasa kebingungan, karena para pemimpin bangsa Indonesia yang sangat diharapkan seperti bung Karno, Bung hatta sedang berada di Saigon (Vietnam) untuk memenuhi panggilan Panglima Paskan Jepang untuk wilayah Asia Tengara yaitu Marsekal terauchi. Merka baru kembali ke Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945 dan menemukan Indonesia tanpa memiliki pemerintahan
Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
2. Kegiatan Pemuda Pejuang di Jakarta
Peran para pemuda merupakan suatu kekuatan yang diandalkan untuk mendukung tercapainya kemerdekaan Indonesia. Mereka terlibat dalam pembentukan organisasi semimiliter dan militer, Organisasi ini termasuk organisasi yang resmi karena dilakukan atas perintah dari pemerintah pendudukan Jepang. Namun, ada juga sebagian dari kalangan pemuda bergerak pada organisasi-organisasi bawah tanah atau organisasi-organisasi ilegal.
Pada masa pendudukan Jepang, berbagai organisasi dibentuk untuk menampung kalangan pemuda Indonesia. Organisasi-organisasi bentukan Jepang di antaranya Seinendan, Keibodan, Fujinkai, dan Gokutotai. Organisasi itu tifak mampu bergerak keluar dari batas-batas objek propaganda pemerintah Jepang. Namun, keadaan seperti ini tidak berlangsung lama karena pada pertengahan tahun 1944 atas inisiatif pemerintah pendudukan Jepang berdiri sebuauh organisasi untuk para pemuda yang bernama Angkatan Muda Indonesia (AMI). Dalam perkembangan berikutnya, organisasi AMI itu merupakan sebuah organisasi yang sangat anti kepada pemerintah penjajah Jepang.
Ketika AMI menyelenggarakan kongres pemuda, banyak hadir utusan-utusan dari berbagai kalangan organisasi pemuda. Merka mewakili organisasi-organisasi pemuda, pelajar, mahasiswa dan seluruh wilayah Jawa. Tokoh-tokoh pemuda yang hadir di antaranya Jamal Ali, Cherul Saleh, Anwar Tjokroaminoto serta sejumlah mahasiswa Sekolah Kedokteran Jakarta. Mereka sepakat bahawa proklamasi kemerdekaanIndonesia bukanlah hadiah dari Jepang, melainkan merupakan usaha dan perjuangan dari seluruh rakyat Indonesia. Dalam kongres AMI tersebut terpancar dengan jelas jiwa-jiwa militan dan semangat nasionalisme yang tinggi dari kalangan pemuda untuk memperjuangkan tercapainya Indonesia merdeka. Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pada Kongres AMI dinyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti dengan pengibaran bendera Merah Putih. Lagu kebangsaan jepang, Kimigayo, tidak mereka nyanyikan dan bendera Jepang, Hinomaru pun tidak dikibarkan. Pada kongres itu juga muncul pendapat tentang perlu adanya persatuan para pemuda di bawah pimpinan nasional serta mengusulkan untuk mempercepat proses dan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.
Sementara itu, terdapat kelompok pemuda yang merasa tidak puas terhadap penyelenggaraan kongres AMI, karena kongres itu masih berada dibawah lindungan dan kerja sama dengan pemerintah jepang. Di antara kalangan pemuda yang merasa tidak puas itu berasal dari kelompok pemuda Sukarni, Anwar Tjokroaminoto dan Chaerul Saleh. kelompok-kelompok pemuda itu mengancam akan mengadakan kongres lain yang lebih radikal dan terbatas dari segala bentuk pengaruh pemerintah Jepang.
Pada tanggal 15 Juni 1945, sekolompok kalangan pemuda mendirikan sebuah organisasi pergerakan yang diberi nama Gerakan Angkatan Baru Indonesia. Organisasi itu berpusat di Markas pemuda menteng 31 Jakarta. Ketua organisasinya adalah B.M Diah dengan anggota-anggotanya antaa lain, kelompok pemuda Sukarni, Sudiro, Chaerul Saleh, Syarif Thayeb, Wikana, Supeno, Asmara Hadi, P. Gultom. Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Untuk mempercepat terciptanya kemerdekaan, muncul kelompok pemuda yang radikal. Kelompok pemuda yang radikal itu tergabung dalam organisasi pemuda Gerakan rakyat Baru, sebagai hasil sidang ke -8 Chuo Sangi In. Ketika terjadi Perang Pasifik, Jepang manggabungkan organisasi kepemudaan untuk memperoleh dukungan dari kalangan pemuda. Jepang berharap agar pemuda memberikan bantuan kepada Jepang untuk memenangkan peperangan. penggabungan itu menjadi pemicu keluarnya kelompok pemuda radikal dari organisasi pemuda. Sejak saat itu muncul perselisihan yang kian tajam anatara golongan tua dengan golongan muda, khusunya yang ingin mempercepat tercapainya proklamasi kemerdekaan Indonesia di antaranya kelompok Sukarni, kelompok pelajar dan mahasiswa, kelompok Syahrir, kelompok Angkatan Laut (Kaigun)
kelompok Sukarni ingin membentuk aksi massa dan menjalin hubungan kerja sama dengan organisasi ilegal seperti kelompok pelajar dan mahasiswa yang berpusat di Jalan Prapatan 10 dan jalan Cikini 17 yang dipimpin oleh Johan Nur. kelompok itu berhasil menyatukan pelajar dan mahasiswa dalam suau gerakan untuk menumbuhkan semangat perjuangan dalam upaya meraih kemerdekaan. Kelompok itu juga menyelenggarakan rapat-rapat besar yang dihadiri oleh pelajar dan mahasiswa seluruh jakarta. kelompok Sukarni juga bekerja sama dengan kelompok Syahrir dalam masalah perkembangan politik luar negeri yang berkaitan dengan proses kekalahan Jepang. Setelah mendengar berita kekalahan Jepang dai pasukan Sekutu melalui siaran Radio BBC, kelompok Syahrir langsung memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepat mungkin.
Kelompok Kaigun dengan tokohnya Mr. Ahmad Subardjo dan Sudiro berpusat di jalan Bungur Besar, Jakarta. Merka mendirikan asmara pemuda Angakatan Laut untuk mendidik para pemuda menjadi tenaga penggerak proklamasi. Tokoh-tokoh yang memberikan pelajaran di asrama itu antara lain Soekarno, Hatta, Iwa Kusumantri, dan guru-guru dari kalangan Kaigun. DIsamping itu masih terdapat asrama pemuda dan pelajar seperti Asrama di Kramat 45, Kebon Sirih 80, dan Pegangsaan Timur 17
Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
3. Perbedaan Pendapat di antara Kelompok Pejuang.
Sementara itu, pada tanggal 15 Agustus 1945, Soekarno dan Moh. Hatta baru kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima mandala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi yang berkedudukan di Saigon, Vietnam. Para pemuda yang tergabung dalam angakatab baru segera mengadakan pertemuan setelah mendengar berita kekalahan jepang. Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 08.00 malam. para pemuda berkumpul di ruang belakang Laboratorium Bakteriologi, jalan Pegangsaan Timur no 13 Jakarta di bawah pimpinan Chaerul Saleh. Para pemuda bersepakat bahwa kemerdekaan Indoneisa merupakan hak dan masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantung kepada bangsa atau negara lainnya.
Dengan segala macam bukti dan logika, Bung Karo menolak pandangan golongan pemuda. Golongan tua berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan melalui revolusi yang teroganisasi. Golongan tua cenderung ingin membicaran proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ditentukan tanggal 18 Agustus 1945, dalam rapat PPKI. Sebaliknya Drs Moh Hatta dan Mr Ahmad Subardjo berpendapat bahwa kemerdekaan Indoneisa, baik datngnya dari pemerintah Jepang atau hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri, tidak perlu dipersoalkan karena mereka berpandangan bahwa Jepang sudah kalah dalam Perang Pasifik. Menurut keduanya, yang perlu dihadapi adalah pasukan Sekutu yang berusaha untuk mengembalikan kekuasaan belanda atas wilayah Indonesia. pendapat itu tidak mendapat tanggapan dari golongan muda, dan mereka tetap pada prinsipnya emula sehingga terjadilah perbedaan pendapat mengenai masalah kemerdekaan antara golongan tua dengan golongan muda.
Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
4 peristiwa Rengasdengklok
Perbedaan pendapat mengenai cara melepas diri dari Jepang mendorong para pemuda untuk membawa Soekarno-Hatta (golongan ta) ke Reagasdengklok (sebuah kota Kawedanan di sebelah timur Jakarta) tanggal 16 Agustus 1945, agar jauh dari penaruh pemerinta pendudukan Jepang. Rengasdegklok dipilih karena berada jauh dari jalan raya utama Jakarta-Cirebon. Disamping itu mereka dengan mudah dapat mengawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, Kranwang, Jawa Barat.
Soekarno dan Hatta berada di Reangasdengklok sehari penuh dengan menempati sebuah rumah milik warga masyarakat keturunan Tionghoa yang bernama Jo Ki Song. para pemuda berupaya menekan kedua pemimpin bangsa Indoneisa tanpa campur tangan tentara Jepang. Namun, upayanya itu tidak dapat dilaksanakan. Tampaknya kedua pemimpin bangsa Indoneisa itu mempunyai wibawa yang cukup besar sehingga para pemuda merasa segan untuk mendekatinya, apalagi melakukan penekanan. Sementara itu, melalui pembicaraan Sudancho Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada kawan-kawannya dan para pemimpin pemuda. Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Saat utu, di jakarta sedang terjadi perundingan antara Ahmad Subardjo (mewakili golongan tua) dengan Wikana (mewakili golongan mud). dari perundingan itu tercapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indoneisa harus dilaksanakan di jakarta. Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahakan ia bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu. berdasarkan kesepakatan antara golongan pemuda dan Laksamana tadashi Maeda itu, maka Jusuf Kunto bersedia mengantarkan Subardjo dan sekretarisnya pribadinya yaitu Sayuti Melik pergi menjemput Soekarno dan Htta ke Rengasdengklok. Sebelum erangkat ke Rengasdengklok, Ahmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indoneisa akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB, dengan jaminan itu, Komandan Kompi Sudancho Subeno bersedia melepas IR Soekarno dan Drs. Moh Hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di Jakarta pukul 17.30 WIB.
Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
2. Kegiatan Pemuda Pejuang di Jakarta
Peran para pemuda merupakan suatu kekuatan yang diandalkan untuk mendukung tercapainya kemerdekaan Indonesia. Mereka terlibat dalam pembentukan organisasi semimiliter dan militer, Organisasi ini termasuk organisasi yang resmi karena dilakukan atas perintah dari pemerintah pendudukan Jepang. Namun, ada juga sebagian dari kalangan pemuda bergerak pada organisasi-organisasi bawah tanah atau organisasi-organisasi ilegal.
Pada masa pendudukan Jepang, berbagai organisasi dibentuk untuk menampung kalangan pemuda Indonesia. Organisasi-organisasi bentukan Jepang di antaranya Seinendan, Keibodan, Fujinkai, dan Gokutotai. Organisasi itu tifak mampu bergerak keluar dari batas-batas objek propaganda pemerintah Jepang. Namun, keadaan seperti ini tidak berlangsung lama karena pada pertengahan tahun 1944 atas inisiatif pemerintah pendudukan Jepang berdiri sebuauh organisasi untuk para pemuda yang bernama Angkatan Muda Indonesia (AMI). Dalam perkembangan berikutnya, organisasi AMI itu merupakan sebuah organisasi yang sangat anti kepada pemerintah penjajah Jepang.
Ketika AMI menyelenggarakan kongres pemuda, banyak hadir utusan-utusan dari berbagai kalangan organisasi pemuda. Merka mewakili organisasi-organisasi pemuda, pelajar, mahasiswa dan seluruh wilayah Jawa. Tokoh-tokoh pemuda yang hadir di antaranya Jamal Ali, Cherul Saleh, Anwar Tjokroaminoto serta sejumlah mahasiswa Sekolah Kedokteran Jakarta. Mereka sepakat bahawa proklamasi kemerdekaanIndonesia bukanlah hadiah dari Jepang, melainkan merupakan usaha dan perjuangan dari seluruh rakyat Indonesia. Dalam kongres AMI tersebut terpancar dengan jelas jiwa-jiwa militan dan semangat nasionalisme yang tinggi dari kalangan pemuda untuk memperjuangkan tercapainya Indonesia merdeka. Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pada Kongres AMI dinyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti dengan pengibaran bendera Merah Putih. Lagu kebangsaan jepang, Kimigayo, tidak mereka nyanyikan dan bendera Jepang, Hinomaru pun tidak dikibarkan. Pada kongres itu juga muncul pendapat tentang perlu adanya persatuan para pemuda di bawah pimpinan nasional serta mengusulkan untuk mempercepat proses dan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.
baca juga : ciri kebijakan orde baru
Sementara itu, terdapat kelompok pemuda yang merasa tidak puas terhadap penyelenggaraan kongres AMI, karena kongres itu masih berada dibawah lindungan dan kerja sama dengan pemerintah jepang. Di antara kalangan pemuda yang merasa tidak puas itu berasal dari kelompok pemuda Sukarni, Anwar Tjokroaminoto dan Chaerul Saleh. kelompok-kelompok pemuda itu mengancam akan mengadakan kongres lain yang lebih radikal dan terbatas dari segala bentuk pengaruh pemerintah Jepang.
Pada tanggal 15 Juni 1945, sekolompok kalangan pemuda mendirikan sebuah organisasi pergerakan yang diberi nama Gerakan Angkatan Baru Indonesia. Organisasi itu berpusat di Markas pemuda menteng 31 Jakarta. Ketua organisasinya adalah B.M Diah dengan anggota-anggotanya antaa lain, kelompok pemuda Sukarni, Sudiro, Chaerul Saleh, Syarif Thayeb, Wikana, Supeno, Asmara Hadi, P. Gultom. Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Untuk mempercepat terciptanya kemerdekaan, muncul kelompok pemuda yang radikal. Kelompok pemuda yang radikal itu tergabung dalam organisasi pemuda Gerakan rakyat Baru, sebagai hasil sidang ke -8 Chuo Sangi In. Ketika terjadi Perang Pasifik, Jepang manggabungkan organisasi kepemudaan untuk memperoleh dukungan dari kalangan pemuda. Jepang berharap agar pemuda memberikan bantuan kepada Jepang untuk memenangkan peperangan. penggabungan itu menjadi pemicu keluarnya kelompok pemuda radikal dari organisasi pemuda. Sejak saat itu muncul perselisihan yang kian tajam anatara golongan tua dengan golongan muda, khusunya yang ingin mempercepat tercapainya proklamasi kemerdekaan Indonesia di antaranya kelompok Sukarni, kelompok pelajar dan mahasiswa, kelompok Syahrir, kelompok Angkatan Laut (Kaigun)
kelompok Sukarni ingin membentuk aksi massa dan menjalin hubungan kerja sama dengan organisasi ilegal seperti kelompok pelajar dan mahasiswa yang berpusat di Jalan Prapatan 10 dan jalan Cikini 17 yang dipimpin oleh Johan Nur. kelompok itu berhasil menyatukan pelajar dan mahasiswa dalam suau gerakan untuk menumbuhkan semangat perjuangan dalam upaya meraih kemerdekaan. Kelompok itu juga menyelenggarakan rapat-rapat besar yang dihadiri oleh pelajar dan mahasiswa seluruh jakarta. kelompok Sukarni juga bekerja sama dengan kelompok Syahrir dalam masalah perkembangan politik luar negeri yang berkaitan dengan proses kekalahan Jepang. Setelah mendengar berita kekalahan Jepang dai pasukan Sekutu melalui siaran Radio BBC, kelompok Syahrir langsung memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepat mungkin.
Kelompok Kaigun dengan tokohnya Mr. Ahmad Subardjo dan Sudiro berpusat di jalan Bungur Besar, Jakarta. Merka mendirikan asmara pemuda Angakatan Laut untuk mendidik para pemuda menjadi tenaga penggerak proklamasi. Tokoh-tokoh yang memberikan pelajaran di asrama itu antara lain Soekarno, Hatta, Iwa Kusumantri, dan guru-guru dari kalangan Kaigun. DIsamping itu masih terdapat asrama pemuda dan pelajar seperti Asrama di Kramat 45, Kebon Sirih 80, dan Pegangsaan Timur 17
Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
3. Perbedaan Pendapat di antara Kelompok Pejuang.
Sementara itu, pada tanggal 15 Agustus 1945, Soekarno dan Moh. Hatta baru kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima mandala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi yang berkedudukan di Saigon, Vietnam. Para pemuda yang tergabung dalam angakatab baru segera mengadakan pertemuan setelah mendengar berita kekalahan jepang. Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 08.00 malam. para pemuda berkumpul di ruang belakang Laboratorium Bakteriologi, jalan Pegangsaan Timur no 13 Jakarta di bawah pimpinan Chaerul Saleh. Para pemuda bersepakat bahwa kemerdekaan Indoneisa merupakan hak dan masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantung kepada bangsa atau negara lainnya.
Dengan segala macam bukti dan logika, Bung Karo menolak pandangan golongan pemuda. Golongan tua berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan melalui revolusi yang teroganisasi. Golongan tua cenderung ingin membicaran proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ditentukan tanggal 18 Agustus 1945, dalam rapat PPKI. Sebaliknya Drs Moh Hatta dan Mr Ahmad Subardjo berpendapat bahwa kemerdekaan Indoneisa, baik datngnya dari pemerintah Jepang atau hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri, tidak perlu dipersoalkan karena mereka berpandangan bahwa Jepang sudah kalah dalam Perang Pasifik. Menurut keduanya, yang perlu dihadapi adalah pasukan Sekutu yang berusaha untuk mengembalikan kekuasaan belanda atas wilayah Indonesia. pendapat itu tidak mendapat tanggapan dari golongan muda, dan mereka tetap pada prinsipnya emula sehingga terjadilah perbedaan pendapat mengenai masalah kemerdekaan antara golongan tua dengan golongan muda.
Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
4 peristiwa Rengasdengklok
Perbedaan pendapat mengenai cara melepas diri dari Jepang mendorong para pemuda untuk membawa Soekarno-Hatta (golongan ta) ke Reagasdengklok (sebuah kota Kawedanan di sebelah timur Jakarta) tanggal 16 Agustus 1945, agar jauh dari penaruh pemerinta pendudukan Jepang. Rengasdegklok dipilih karena berada jauh dari jalan raya utama Jakarta-Cirebon. Disamping itu mereka dengan mudah dapat mengawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, Kranwang, Jawa Barat.
Soekarno dan Hatta berada di Reangasdengklok sehari penuh dengan menempati sebuah rumah milik warga masyarakat keturunan Tionghoa yang bernama Jo Ki Song. para pemuda berupaya menekan kedua pemimpin bangsa Indoneisa tanpa campur tangan tentara Jepang. Namun, upayanya itu tidak dapat dilaksanakan. Tampaknya kedua pemimpin bangsa Indoneisa itu mempunyai wibawa yang cukup besar sehingga para pemuda merasa segan untuk mendekatinya, apalagi melakukan penekanan. Sementara itu, melalui pembicaraan Sudancho Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada kawan-kawannya dan para pemimpin pemuda. Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Saat utu, di jakarta sedang terjadi perundingan antara Ahmad Subardjo (mewakili golongan tua) dengan Wikana (mewakili golongan mud). dari perundingan itu tercapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indoneisa harus dilaksanakan di jakarta. Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahakan ia bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu. berdasarkan kesepakatan antara golongan pemuda dan Laksamana tadashi Maeda itu, maka Jusuf Kunto bersedia mengantarkan Subardjo dan sekretarisnya pribadinya yaitu Sayuti Melik pergi menjemput Soekarno dan Htta ke Rengasdengklok. Sebelum erangkat ke Rengasdengklok, Ahmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indoneisa akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB, dengan jaminan itu, Komandan Kompi Sudancho Subeno bersedia melepas IR Soekarno dan Drs. Moh Hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di Jakarta pukul 17.30 WIB.
itulah beberapa Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia semoga bermanfaat buat teman-teman semua